PENERBIT BUKU SENDIRI

Bookmark and Share

Pasangan ideal dalam bisnis tulis menulis adalah adanya penerbit. Peluang untuk bisnis penerbit ini lumayan cukup besar walau memang saat ini sudah banyak ratusan bahkan ribuan penerbit yang bertebaran. Mereka yang cukup pintar dan jeli bisa terus bertahan dan survive di area bisnisnya. Sedang kalau nasib penerbitnya kurang beruntung, kadang bukunya macet dipasaran atu berhenti di gudang. Inilah yang menyebabakan kesan penerbit datang dan pergi
Di balik fenomena datang dan perginya dari para penerbit ini, pastinya ada hal yang bisa kita petik hikmahnya.
1. Menjadi penerbit itu mudah.
2. Di atas kertas pasti menguntungkan.
Dua alasan itulah yang yang menjadi hal pokok mengapa banyak penerbit baru bermunculan disini.

Coba kita iseng hitung-hitungan.

1 buku, katakanlah dijual Rp.20 ribu/ekslempar. Biasanya, rata-rata untuk buku seharga itu ongkos produksinya sekitar Rp.5 ribuan. Makin banyak cetakannya, makin murah ongkos produksinya. Nah, jika misalnya buku itu di produksi sejumlah 3000 eksemplar, maka dana yang di butuhkan untuk cetak adalah Rp. 15 juta. Plus biaya perizinan, pengemasan, kira-kira ongkosnya jadi Rp16 jutaan. Jika dijual Rp. 20.000,- maka secara kasar hanya terjual 800 buku saja sudah mencapai titik impas. Oppsss.. hitungannya tidak sesederhana itu, sebab masih ada komponen lain seperti biaya distribusi, promosi, royalti, dll yang akan masuk kedalam biaya yang dikeluarkan. Tapi, setidaknya dengan hitungan itu terlihat bahwa menerbitkan buku terlihat cukup menguntungkan bukan?

Itulah mengapa banyak orang mencoba peruntungan dengan menjaadi penerbit kecil atau menerbitkan buku mereka sendiri (self publishing). Mereka yang cermat memilih topik dan tema buku atau cerita yang kuat untuk penulisan fiksi, bisa jadi sukses dengan buku-buku terbitannya. Tapi kadang dalam kenyataan di lapangan, banyak pula yang gagal dan mengalami kerugian. Nah, untuk itu di dalam bisnis ini diperlukan kecermatan dan kejelian dalam menjalankan usaha ini. Untuk itu, mari kita coba menguraikan beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam bisnis ini, siapa tahu dengan tekad anda yang bulat, anda bisa jadi penerbit sekaligus penulis yang besar di tahun mendatang.

Modal Kerja.
1. Modal buat ongkos mencetak buku.
2. Modal untuk mengurus perizinan, distribusi, royalti dan biaya promosi.
Dari unsur modal inilah yang nanti akan bisa di pakai untuk menentukan harga buku yang layak untuk dijual. Gampangnya, untuk menghitung kelayakan harga jual buku adalah 5 x harga produksi. Misal, harga produksi Rp. 5000,- berarti minimal harga buku adalah Rp. 25.000,-/buku. Kalau dijabarkan sebagai berikut:
20% Ongkos produksi + perijinan
10% Royalti ke penulis
40% Ongkos distribusi/ diskon titip jual ke toko-toko
10% Biaya promosi
20% keuntungan.
Sudah tentu, jumlah persentase di atas tidaklah mutlak, bisa naik/turun bahkan di hilangkan untuk menekan biaya.

Biaya Operasional
Untuk menjalankan bisnis ini, anda perlu mempertimbangkan apakah akan mendistribusikan buku anda itu sendiri atau melalui agen khusus. Jika di tangan sendiri, sudah tentu perlu usaha lebih agar buku anda bisa terpajang di toko buku. Mengingat banyaknya toko buku tersebar di berbagai daerah, ada baiknya anda mempertimbangkan untukmenggunakan jasa dari agen distribusi. Memang, ini akan memotong keuntungan anda antara 40-50% bahkan lebih. Tapi biasanya agen-agen itu sudah punya jaringan yang sangat kuat di berbagai toko sehingga bisa terdisplay dengan bagus.
Ingat...!! selain urusan distribusi dan cetak, yang harus diperhatikan dalam hal biaya operasional adalh anda harus menyediakan biaya cadangan. Sebab, keuntungan penjualan buku baru bisa di tagih beberapa bulan setelah buku beredar. Nah, jika anda ingin mencetak buku lain sudah tentu anda harus punya dana cadangan sehingga usaha penerbitan anda bisa terus produktif.

Worker.
Sebagai usaha self publishing, pekerja yang utama disini ya anda sendiri. Mulai dari menulis, mengedit, hingga menerbitkan menjadi tanggung jawab anda. Tapi biasanya untuk urusan desain dan lay out buku anda memerukan orang lain kecuali kalau anda bisa membuat desain sendiri dengan software seperti corel draw, dll.
Bila desain dan layout di buat oleh orang lain, 1 buku biasanya upahnya sekitar Rp. 500 ribu-Rp.1,5 juta, tergantung pada tingkat kesulitan desain dan apakah ada ilustrai/grafis atau tidak di dalam buku. Kedepannya, jika usaha anda makin berkembang sudah tentu anda akan makin banyak membutuhkan bantuan termasuk jika nanti mengurusi masalah promosi.

Lokasi.
Lokasi dalam merintis bisnis ini tak perlu mencari tempat yang sangat strategis, bahkan anda pun bisa memulainya dari rumah anda sendiri. Namun, jika nanti usaha anda ini sudah makin berkembang dan anda sudah mulai menerima tulisan-tulisan orang lain untuk diterbitkan, ada baiknya anda menyewa tempat yang lebih strategis dan representatif setidaknya jika memang usaha ini makin berkembang, bonafiditas bisnis anda bisa terlihat dari tempat usaha anda ini.

Promosi.
Sebagaimana menjadi penulis, anda bisa mempromosikan buku anda di mailist-mailist yang bertebaran di jaringan e-mail atau jika nada cukup rajin untuk membuat aneka catatn dan tulisan sehari hari, anda bisa membuat blog atau situs sendiri untuk dijadikan tempat promosi dan toko online anda. Selain itu hadirilah forum-forum kepenulisan, biasanya anda bisa mendapatkan informasi tersebut lewat mailist yang anda gabung di dalamnya. Nantinya disana anda bisa bertukar pengalaman atau mencari ilmu dari penulis/penerbit independen sekaligus berjualan dan mengasah indera bisnis anda untuk melihat peluang jenis naskah apa yang lagi laku di pasaran.

Kendali Keuangan
Yup, bisa dikategorikan bisnis penerbitan ini padat modal. Mulai dari biaya cetak- sampai distribusi yang memburuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu, Kontrol ketat dalam hal keuangan sangatlah harus, jangan lupa jaga hubungan baik dengan agen distribusi anda sehingga tagihan-tagihan penjualan buku bisa berjalan lancar. Jangan pula terburu nafsu mencetak ulang buku anda jika mendapatkan buku anda laku di pasaran, coba cek dulu di lapangan apakah benar buku anda itu laku dipasaran. Sebab bisa jadi permintaan cetak ulang tersebut hanya untuk memenuhi keinginan agar sebuah produk bisa terpajang dengan baik. Tapi kalau memang faktanya membuktikan kalau memang benar buku anda laku dipasaran, lihat dan perhitungkan kekuatan dana cadangan anda kuat atau tidak untuk mencetak ulang buku. Sebab sekali lagi, buku tidak bisa langsung ditagih hasilnya begitu saja, melainkan harus menunggu karena banyak toko buku yang harus ditagih oleh agen distribusi anda.
Untuk Perkiraan Khusus/Perkiraan BEP Bisnis Self Publishing ini, coba nada downloadnya ya biar sempurna postingan ini dan anda tidak akan penasaran dengan ide bisnis konvensional ini.
Download di:
www.ziddu.com

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Hi All, thanks for reading my post. I would be glad if you give me a comment about this post.